Selasa, 03 Juni 2008

"Pancasila Sakti"



Aku dilahirkan dan dibesarkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia, suatu negara besar yang terbentang dari kota Sabang hingga kota Merauke (kecuali Timor timur tentunya), memiliki keanekaragaman budaya yang dapat dilihat dari banyaknya suku bangsa. Kata bung Roma "ada Jawa, batak, sunda, dan lainnya" dan para founding father pun mengamini keanekaragaman yang ada itu adalah merupakan identitas Indonesia untuk kebersamaan, keamanan, kenyamanan serta kesejahteraan.

Sebagai saudara sebangsa dan setanah air, diri ini merasa miris melihat pertengkaran, pertumpahan darah antar saudara. Sudah cukuplah konflik Poso, Aceh, hingga Timor timur. Sempat terfikir apakah mereka semua tidak pernah diajarkan norma bangsa dan pendidikan nasional oleh para orang tua? apapun alasan yang di usung hingga tersulutnya kekacauan, kemarahan antar kelompok tetap tidak dibenarkan. Yang patut diingat adalah bahwa Kita masih tetap saudara, meskipun suku, ras, dan agama kita berbeda.

Saya merasa, para orang tua telah memberikan pendidikan nasional kepada kita, meskipun mungkin belum secara sempurna mereka mengajarkan atau bahkan kita yang kurang serius menangkap inti pendidikan nasional tersebut. Sejak kecil kita mengenal semboyan Bhinneka tunggal ika yang menjelaskan tentang bagaimana jati diri bangsa Indonesia.

Hingga saat ini, tulisan semboyan itu pun masih terpampang jelas di lambang Garuda Indonesia. Secara subyektif saya memahami bahwa ke-bhinneka tunggal ika-an itu merupakan ruh kebangsaan yang di padukan dengan nasionalisme pancasila untuk menjadi cita-cita bersama.

Historia masa kecil, seringkali tiap melaksanakan upacara bendera hanya kita jadikan semacam ritual semata itu pun kalau bukan keterpaksaan karena ketakutan kita pada bapak/ibu guru. sangat jarang kita menghayati dan mempelajari dengan seksama apa yang terkandung dalam sebuah ritual. Syahdan, setelah dewasa kita terlena dengan ideologi transnasional yang membabi buta, hingga berwujud kekacauan demi kekacauan. Maka perlu adanya penegakan sistema filter terhadap ideologi transnasional agar kita dapat kembali hidup berdampingan, bersaudara di bumi pertiwi Indonesia Raya.

Tidak ada komentar: