Kamis, 17 Juli 2008

Rintang Penantian

Saat embun meneteskan perih
sengatan surya tak lagi hangati diri
kegersangan mulai menyapa bagai duri
yang tak lagi tersenyum lepas

Air mata kerap bercucuran di bawah pipi
hanya tuk longgarkan hati yang sepi
rinduku tak lagi berbisik temani hari
saat kau lepaskan genggaman tangan

Benarkah waktu panjang yang telah t'selip dan t'sembunyi
bisa melenakan asa masa lalu?
Kan ada akhir sebuah penantian
meski lewati ragam rintangan


Saat ketakutan dan kecemasan menyelinap di relung hati, berarti ada saat dimana kita harus lebih berkonsentrasi. Belajar dan belajar diiringi do'a dan keyakinan. Namun kita tak lantas memaksa otak tuk bekerja lebih keras. Biarkan pula ia menikmati haknya untuk istirahat.

Rabu, 18 Juni 2008

Belajar dengan Kematian

Setiap saat kita melihat, mendengar kematian. sayangnya kita pun lebih senang bermain daripada belajar dengan segala kenikmatan yang kita rasakan, namun ketika kematian menghampiri orang yang kita kenal dekat, tiba-tiba kita meninggalkan permainan sejenak. sebegitu hebatkah wujud kematian? Selain masa lampau sebagai satu diantara dua kepastian di dunia ini, tak pernah kita sangka bahwa kematian dapat menjadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga. Bagaimana kita belajar dari kematian?

1. Datangnya kematian yang tidak dapat kita prediksikan, harusnya membuat kita lebih berpacu untuk mengejar dan meraih kemungkinan-kemungkinan yang ada. Bagi kaum agamawan misalnya; kemungkinan yang ada adalah bahwa setelah kematian akan ada kehidupan berikutnya, karena kematian merupakan tempat transit semata. dan dalam kehidupan selanjutnya itu segala tingkah kita akan diperhitungkan untuk mendapatkan ganjaran yang setimpal. Kita yang telah berbuat baik akan mendapatkan hadiah dan kita yang telah berbuat lacur akan mendapat hukuman. Yah, semuanya merupakan pilihan. karena itu dalam segala kemungkinan, laksanakan hal yang kiranya bermanfaat bagi anda dan bagi orang lain.

2. Diri Kematian sebagai suatu kepastian. akan ada akhir atas segala hal, semua menuju satu muara, bagaikan air yang mengalir. Sekiranya yang perlu kita ingat adalah bagaimana proses perjalanan kita menuju harapan? apakah kita selalu menabrak tembok atau apa saja yang ada di depan kita? bahwa aliran kehidupan tidak akan ikut berhenti ketika kita hanya diam mengurung diri, misalnya. Yah, semuanya merupakan pilihan. karena itu dalam aliran kehidupan, laksanakan hal yang kiranya menurut anda benar demi tercapainya harapan.

3. Akhirnya kematian pun kita nikmati sendiri-sendiri. Ruang dan waktu saat datangnya kepastian itu berbeda antara satu orang dengan lainnya, tidak ada yang sama. bahkan untuk model bencana alam, kematian tiap orang berbeda dalam ruang dan waktu. Kemudian apa yang dapat kita banggakan? bersamaan dengan kematian itu semua milik kita lenyap. sungguh merugi ketika kerja keras kita lenyap begitu saja bukan? atau kemudian hasil jerih payah selama ini kita bawa dengan paksa untuk menemani kita? yah semuanya merupakan pilihan. karena itu dalam kesendirian kematian, laksanakanlah hal yang kiranya dapat anda wariskan kepada yang terpilih dengan cinta kasih.

Selasa, 03 Juni 2008

"Pancasila Sakti"



Aku dilahirkan dan dibesarkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia, suatu negara besar yang terbentang dari kota Sabang hingga kota Merauke (kecuali Timor timur tentunya), memiliki keanekaragaman budaya yang dapat dilihat dari banyaknya suku bangsa. Kata bung Roma "ada Jawa, batak, sunda, dan lainnya" dan para founding father pun mengamini keanekaragaman yang ada itu adalah merupakan identitas Indonesia untuk kebersamaan, keamanan, kenyamanan serta kesejahteraan.

Sebagai saudara sebangsa dan setanah air, diri ini merasa miris melihat pertengkaran, pertumpahan darah antar saudara. Sudah cukuplah konflik Poso, Aceh, hingga Timor timur. Sempat terfikir apakah mereka semua tidak pernah diajarkan norma bangsa dan pendidikan nasional oleh para orang tua? apapun alasan yang di usung hingga tersulutnya kekacauan, kemarahan antar kelompok tetap tidak dibenarkan. Yang patut diingat adalah bahwa Kita masih tetap saudara, meskipun suku, ras, dan agama kita berbeda.

Saya merasa, para orang tua telah memberikan pendidikan nasional kepada kita, meskipun mungkin belum secara sempurna mereka mengajarkan atau bahkan kita yang kurang serius menangkap inti pendidikan nasional tersebut. Sejak kecil kita mengenal semboyan Bhinneka tunggal ika yang menjelaskan tentang bagaimana jati diri bangsa Indonesia.

Hingga saat ini, tulisan semboyan itu pun masih terpampang jelas di lambang Garuda Indonesia. Secara subyektif saya memahami bahwa ke-bhinneka tunggal ika-an itu merupakan ruh kebangsaan yang di padukan dengan nasionalisme pancasila untuk menjadi cita-cita bersama.

Historia masa kecil, seringkali tiap melaksanakan upacara bendera hanya kita jadikan semacam ritual semata itu pun kalau bukan keterpaksaan karena ketakutan kita pada bapak/ibu guru. sangat jarang kita menghayati dan mempelajari dengan seksama apa yang terkandung dalam sebuah ritual. Syahdan, setelah dewasa kita terlena dengan ideologi transnasional yang membabi buta, hingga berwujud kekacauan demi kekacauan. Maka perlu adanya penegakan sistema filter terhadap ideologi transnasional agar kita dapat kembali hidup berdampingan, bersaudara di bumi pertiwi Indonesia Raya.

Kamis, 29 Mei 2008

jalan tol pun ikut antri

Hampir seminggu pemerintah menaikkan harga BBM, sekilas tak nampak adanya pengaruh dari keputusan pemerintah tersebut. Hal ini tak lain disebabkan oleh antisipasi para usahawan untuk menaikkan harga-karga barang terlebih dahulu -dalam hal terkecil kita bisa melihat nasi+telur di warteg yang biasanya hanya 3ribuan- pas menjelang kenaikan telah mencapai kisaran 5ribu rupiah. Berselangnya waktu, lambat laun aroma pengaruh itu akhirnya terasa pula. Harga tiket angkutan umum naik hampir 30% padahal Dishub (Dinas Perhubungan) telah mematok kenaikan sebesar 15%. Begitu pula kenaikan-kenaikan barang lain khususnya yang menyangkut hajat rakyat banyak.

Jakarta memiliki beragam fenomena menarik dibandingkan daerah-daerah lain di wilayah negara Indonesia, masalah jalan tol misalnya. Telah dimaklumi bahwa jalan tol dibangun guna memberikan fasilitas bagi pengendara kendaraan bermotor agar merasa lebih nyaman. Sebab itulah kemudian jalan tol mendapat julukan jalur bebas hambatan. Dengan rules tertentu, para pengemudi diberikan hak untuk menikmati perjalanannya dengan lancar dan nyaman. Di Semarang misalnya dari Ungaran-krapyak yang waktu tempuh normalnya 1jam lebih, dengan adanya jalan tol bisa di tempuh selama 30 menit. Meskipun adanya jalan tol sedikit membantu mempercepat sedikit waktu, namun beda antara Jakarta dan luar Jakarta adalah bahwa di jalan tol Jakarta pun kita akan dijejeli dengan kesumpekan, kepenatan karena jalan tol Jakarta tidak bebas hambatan yang dibuktikan oleh kemacetan di jalan tol.

Panjang antrian kemacetan jalan tol Jakarta melebihi panjangnya antrian pengendara motor di SPBU beberapa jam sebelum kenaikan harga BBM kemaren. Proyek pembangunan jalan tol Jakarta telah menghabiskan dana yang cukup besar, bahkan kabarnya untuk 30 tahun kedepan pun belum tentu hasilnya dapat untuk melunasi modal yang telah dikeluarkan. Untuk alasan itulah mungkin tiap waktu tertentu tarif jalan tol pun mengalami kenaikan. Namun, bagaimanapun panjang pendeknya antrian, masyarakat Indonesia masih belum mau belajar. Mereka masih suka "usel-uselan" berebut dengan yang lain untuk mendapatkan yang terdepan, meskipun akhirnya saat sampai di depan malah terkelapar.

Kiranya Indonesia adalah sumber ilmu, bukankah banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran.

Sabtu, 24 Mei 2008

Memoar tuk 25 Mei

Salam.
Ada berbagai cara untuk belajar berterimakasih dan memohon maaf.
Tersisa waktu yang telah engkau berikan, smoga Tuhan selalu bersamamu...
-------------------------
^^^DAMBA^^^

Ingin kupetik bintang
pabila mampu sinari senyummu
Ingin kukayuh waktu
pabila sanggup lekaskan hadirmu
anganku,dambaku,
satu
jumpa yang ku rindu

-----------------------------
......happy birthday........
Ketika matahari terbangun dari tidur,
cahyanya menyapu hangat sekujur tubuh,
semilir angin pagi menyapa lembut,
membawa beribu berkah dari yang kuasa.

Ku dengar kicau kutilang di pepohonan,
Berirama riang menyambut pagi,
Ah...
Begitu besar rahmat-Mu Ya Tuhan.
Begitupun harapan dan sayangku padanya...
Ku harap rahmat-Mu selalu tercurah pada dia,
pada dia yang saat ini berulang tahun....
semarang, 17 april 2006

-------------------
^suara hati^
kubunuh rindu
di sudut kamar
bersama bayangmu
yang datang di penghujung hujan
kutuang rinduku dalam kata
kutaburi titik, koma, irama, jeda
maka terciptalah puisi sendu
kukirim untukmu di ujung sana
ku jemput mimpiku di batas rindu
yang ku tanam bersama serpih harapan akarnya keyakinan
batangnya cinta
rantingnya kasih
daunnya sayang
senantiasa kusiram dengan doa
kepercayaan dalam penantian
wonderful of love, 05 april 2006

-------------------------
( ^menanti dalam waktu^ )
ada puisi tercatat di langit biru
ada daun daun mengeluh disayat keringnya angin
cinta pun tenggelam
di telan oleh sorak sorai suara kehidupan
rindu yang telah lama berakar dalam hati
siapkah dapat menghilangkannya
atau mencabutnya
belum putus juga harapan
merenung aku dalam kalbu
menanti dalam waktu...........
semarang,05 april 06
* satu bintang *
yang ku tahu..................
aku tetap berdiri mematung kearah langit itu
berharap masih ada satu bintang yang tersisa
diatas jubah lembayung cakrawaladarinya aku memperoleh semua kekuatannya.............
bersinar bagaikan sebuah bola perak yang bercahaya
hingga besar arti dirinya bagi diriku...............
maka jangan biarkan aku mati menunggu
SATU BINTANG

----------------
* setiap malam menjelang tidurku *
setiap malam menjelang tidurku
kusempatkan bertitip harap untukmu
semoga kau miliki kekal senyuman itu
setiap malam menjelang tidurku
terbilang.....................................
tambah sehari rinduku bertalu
berpacu bersama isak seduku
wonderful of love,05 april 2006

# tanpamu kasih ku #
kasihku, tanpa dirimu tak ada
puisi yang lahir
penaku diam goreskan rindu
tanpamu kasih ku, cuma rindu yang aku tahu........
w o l, 5 april 06
" dirimu selalu ku tunggu "
terasa indah saat saat bersamamu
saat terlihat senyuman di pipimu
saat mendengar suaramu
rasakan kehangatan
membelah kesunyian
tapi kini kau tlah pergi
meninggalkan ku sendiri
dalam jurang kebimbangan
dalam ujung kepastian
salahkah aku yang merindukanmu
dalam sepi hari-hariku
dalam dinginnya hatiku
dalam tempat yang terjauh
ku selalu menunggumu
maafkan aku
yang tak bisa melupakanmu
kau selalu di hatiku
ku selalu mencintaimu
dan,
dirimu selalu ku tunggu
untuk mengisi kekosongan
dalam suatu tempat di hatiku
wonderful of love, 5 april 2006

----------------------------------
# biarkan adhe menunggu
Monday, March 20, 2006 7:43 AM
mungkin rinduku tak seawan mendung
kelamnya memeluk bumi, pun matahari tak menyekanya
tetapi bila kita tak jua datang ke langit menjemput ufuk
aku harus menulis namaku di awan-awan nafas yang membuatku lunglai
: bial kau hadir tanpa kasih
jadi biarlah aku menunggu
mungkin bukan di tempat ini
tapi di langit, tempat hatimu di labuhkan


saat lamunanku terhentak
mendengar suara derap langkah yang gontai
coba mengejar asa- asa kehidupan
takkan ku biarkan kau tersesat hari ini

takkan ku biarkan kau menerobos dinding- dinding awan
yang kan lukai jiwa nan tulus suci
karena sebuah penantian
selalu bersama dalam genggaman dan pijakan kaki

Jumat, 23 Mei 2008

Senandung Indonesiaku

Senandung terbirit

Senandung tercekal

Senandung terpuruk

Senandung terkecoh

Senandung tergores


Terbirit kencang jiwa-jiwa muda

Merdeka bukan lagi angan

Keyakinan pupuskan belenggu penjajah

Indonesia siap bangkit kembali


Tercekal perangkap saudara

Objektifikasi pembangunan relative sifatnya

Harapan pun sedikit tersendat

Indonesia siap bangkit kembali


Terpuruk pada angkara kuasa

Belum lagi nikmati arti merdeka

Kembali raih sengsara tak jelas henti

Indonesia siap bangkit kembali


Terkecoh uforia kebebasan

Pengalaman antar zaman tak diraih

Hancur sudah kesejahteraan

Indonesia siap bangkit kembali


Tergores luka sejarah

Bangsa muda berkembang

Keragaman perkokoh ikatan

Indonesia siap bangkit kembali

Sabtu, 17 Mei 2008

Pendidikan [tak kan pernah] Gratis

Seringkali kita mendengar, para pemimpin kita berteriak menyuarakan pendidikan gratis. Terlebih saat-saat mendekati pemilihan umum, dengan sedikit "janji" kita pun "tertipu" olehnya. Pertanyaannya kemudian apakah benar mereka telah menipu kita? jangan-jangan hanya kesalahan persepsi kita saja tentang pendidikan gratis? dan kemudian saat kita masih belum merasakan nikmatnya pendidikan gratis, kita yang bodoh atau mereka [para pemimpin] yang terlampau pandai untuk membodohi kita?

Dalam UUD '45 pasal 31 bahwa Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang; Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari aggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah saat ini telah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional dengan program wajib belajar 12 tahun. Setahu saya pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran APBN sebesar 20% untuk pendidikan, namun memang pada realitanya ada beberapa kendala penghambat hingga akhirnya anggaran yang diterima masyarakat tidak mencapai 20% bahkan nul koma berapa gichu dari alokasi APBN. Meskipun hampir 63 tahun merdeka, mental para gerilyawan "tentu saja dalam konteks dan pengertian yang berbeda" ternyata masih melekat pada oknum-oknum masyarakat kita. Hal ini merupakan salah satu penyebab tersendatnya laju pendidikan di Indonesia.

Bagaimana dengan kondisi masyarakat? ternyata masyarakat kita menikmati pendidikan sesuai haknya, meskipun harus didahului dengan perjuangan melalui kucuran keringat, darah dan air mata. Kelayakan mutu pendidikan yang diterima masyarakat pun beragam, bergantung pada tingkat sosial ekonomi masyarakat, derajat pengabdian pengajar "yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa" serta kemampuan pemerintah dalam memanfaatkan sumberdaya dan fasilitas yang ada untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia. Senyatanya, semakin tinggi biaya tambahan untuk pendidikan yang dikeluarkan masyarakat berkorelasi positif dengan tingginya mutu pendidikan yang diterima masyarakat.

Melihat realita yang ada, kita dapat melihat dengan mata terbuka bahwa pendidikan di Indonesia memang belum bisa dinikmati secara gratis..tis..tis sebagaimana yang diimpikan seluruh warga negara Indonesia. Nah sekarang solusinya; jangan hanya bisa mengharapkan bantuan dari orang lain, ciptakan kreativitas sendiri. pulanglah kalian kawan-kawanQu, saat waktunya telah tiba, transfer ilmu kita kepada masyarakat tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. setelah itu mau pergi lagi mencari penghidupan yang layak silahkan itu hak kita sebagai warga negara, yang penting kita telah berbuat suatu hal yang berguna buat daerah kita tercinta.

ai lev yu full poko'e

Selasa, 06 Mei 2008

Tawa dan lelaki

Di setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Di setiap awal pasti ada akhir. Di setiap gerak pasti ada bayang. Di setiap bayang pasti ada makna.

Telah lama kita meninggalkan teman-teman kecil, teman-teman yang dulu pernah mengisi hari-hari bersama dengan suasana keakraban, riang gembira, gundah gulana, berebut hal-hal yang sebenarnya gak penting, pun dengan kejengkelan-kejengkelan yang entah secara sadar atau tidak masih kita simpan hingga detik ini.

Ya...begitulah, di mana pun tempatnya kita selalu berjumpa dengan seseorang yang baru dan akhirnya seseorang yang lama akan sedikit terlupakan tentunya. Harus di fahami bahwa perjumpaan awal kita dengan teman-teman kecil itu, setelah melewati proses yang begitu panjang, akhirnya harus berakhir pula. Masalah kemudian muncul dengan membawa sebuah pertanyaan, apakah kita mengakhiri dengan indah perjumpaan itu?

Beruntunglah mereka-mereka yang punya hubungan khusus, meski telah dipisahkan oleh ruang dan waktu, mereka tetap akan selalu dikenang. Kemudian bagaimana dengan seseorang yang sedikit kurang beruntung? ada berbagai cara untuk memunculkan kembali bayang-bayang tentang teman-teman kecil kita. Secara jelas, untuk memunculkan bayangan itu kita bisa berdiam diri dan atau berceloteh.

Berbeda dengan para lelaki, wanita-wanita lebih sering menggunakan bahasa diam untuk menghadirkan bayangan masa lalunya. Bahkan, ketika mereka akhirnya berucap dengan bibir indahnya yang dikatakan sangatlah fenomenologis (dengan perenungan yang mendalam atas suatu kejadian). Sebaliknya, para lelaki dengan kemampuan otak yang dimilikinya lebih suka berceloteh. Meskipun ada juga beberapa orang yang memilih diam, mendengarkan, dan kadang hingga kegelian.

Begitu pandainya para lelaki memfungsikan otaknya, hingga bayangan yang seharusnya kurang menarik menjadi sangat menarik. Bagaimana caranya? hanya dengan sedikit humor berhitung pun, kita bisa terpingkal-pingkal sampai beberapa hari, bahkan berminggu-minggu. Walhasil, tak jarang para lelaki lupa apa tujuan awal menghadirkan bayangan-bayangan masa lalunya, yang di dapat justru suatu ketenangan karena canda tawa, meskipun pada kehidupan nyata, mereka sedang pusing bahkan stress menghadapi problem mereka masing-masing.

Semua itu akan berakhir dengan sendirinya, karena setiap kita memiliki kehidupan masing-masing yang tak dapat kita paksakan kehadirannya. Untuk menghadirkan bayang-bayang masa lalu dalam kehidupan nyata tidaklah cukup dengan canda tawaan, yang kita perlukan adalah dengan membangun perjumpaan-perjumpaan baru. Berdiam diri maupun berceloteh merupakan salah satu langkah awal yang belum selesai. Kemudian kita perlu membuat sebuah rancangan strategi dan teknis yang mengarah kepada perjumpaan baru.

Tanda yang tak dapat/ mampu kita tangkap maknanya merupakan sampah, karena ia tak bisa berkembang menuju kedewasaan. Maka, tak kan ada artinya bila kita hanya memuaskan diri sendiri, karena yang ada hanyalah keEGOISan yang berbuntut kepada psikopat. Ketika sang waktu tidak merantai kaki, tangan, hati dan otak kita, kenapa tidak kita coba???


dan buat saudara-saudaraku
selamat berjuang.....aku kan selalu percaya kepada kalian.

Selasa, 22 April 2008

Tawaran buat sang Pemimpin

Makhluk hidup tak terkecuali manusia merupakan suatu organisma dimana mereka berjuang melewati hari demi harinya dalam ruang dan waktu. Dalam menjalani prosesnya, makhluk hidup membentuk suatu organisasi yang diharapkan mampu mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik dengan norma-norma yang telah disepakati bersama.

Organisasi dapat diartikan sebagai kolektifitas orang-orang yang bekerjasama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, kolektifitas tersebut berstruktur dan beridentitas yang dapat membedakanya dengan kolektifitas yang lainya.

Bahwa organisasi bersifat kolektif dan berstruktur, maka dengan hadirnya organisasi secara otomatis akan melahirkan sistema (mekanisme) yang memiliki tujuan mengatur, mendidik, serta mengelola setiap unsur-unsur yang terkait dengan organisasi tersebut. Daripada itu, kemudian terbentuklah suatu kepemimpinan, dimana pemimpin yang terpilih merupakan elemen terbaik dari organisasi.

Apa saja dan bagaimana syarat-syarat yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang ideal?? Seperti yang telah kita ketahui dalam berbagai litaratur, seorang pemimpin diharuskan mempunyai berbagai kelebihan yang dapat membedakannya dari pada individu lainnya. Di sisi lain, kita tahu bahwa tiap individu merupakan suatu keunikan tersendiri.

Pandangan psikoanalisa yang dipelopori oleh Sigmund Freud menegaskan bahwa seorang pemimpin dalam perilakunya harus dikuasai ego realitas yang kemudian digunakan untuk menjembatani antara impuls-impuls bawah sadarnya dengan norma yang ada. Hal ini, menandakan bahwa seorang pemimpin secara sadar memanfaatkan keistimewaan daya rasionalitasnya demi tercapainya kemakmuran dan ketentraman individu-individu yang ia pimpin. Pun menurut C.G Jung dalam pembahasan anima dan animus yang mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat sisi feminim dan maskulin sekaligus, lebih khusus menunjukkan bahwa dalam diri seorang pemimpin ia mempunyai pribadi yang dapat merangkul semua golongan, yang tidak membedakan jenis kelamin. Masih dalam pandangan psikoanalisa, Alfred Adler dalam pandangan life style mengajarkan bahwa untuk menutupi inferioritas (rasa rendah diri) yang dimiliki, tiap individu melakukan usaha kompensasi yang kemudian menjadi gaya hidupnya masing-masing. Gaya hidup yang ditampakkan seorang pemimpin dalam setiap perilakunya ditujukan untuk menjaga dan mengembangkan anak asuhnya, yakni secara bersama-sama berusaha meningkatkan potensi dan kemampuan secara optimal.

Bahwa sebenarnya sangat banyak tuntutan ideal bagi seorang calon pemimpin, dari sbagian pandangan psikoanalisa sebagaimana yang telah diungkap pun belum tentu 100% terlaksana. Yang jelas mampukah kita, sebagai seorang pemimpin (dalam lingkup kecil, kita adalah pemimpin diri pribadi) mampu melihat realitas dan berperilaku sesuai kebutuhan realita. Bahwa kemudian kita hidup bersosial apapun jenis kelamin yang kita miliki, mampukah kita memerankan sisi kewanitaan dan kelelakian sekaligus dalam memahami orang lain. Yang tak kalah penting, bahwa seorang pemimpin harus mempunyai jiwa optimis terhadap segala hal. tak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki kelemahan baik mental maupun psikologis, namun apakah dengan kelemahan yang kita miliki tersebut, kita dapat berbuat untuk berkembang dan lebih maju?

Kita tunggu saja episode-episode yang kita jalani berikutnya, seberapa layak kita diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin.......

Kamis, 10 April 2008

kawan-kawanQ

Salam.

April di tahun 2008 ini membawa lembaran kisah, yah memang setiap orang punya kisah yang berbeda sesuai apa yang di alami dan di rasakan. Untuk sebuah kisah yang telah terlewati ada beragam respon tentunya, histeris keriangan, kekecewaan dan reaksi emosi lain, namun yang paling menarik adalah ketika kisah itu masuk kesisi yang paling dalam dari diri seseorang dan membuat perubahan baik secara afektif, kognitif, maupun psikomotorik.

Seringkali kita lewatkan begitu saja kisah yang berlalu, sembari berharap terjadi kisah yang menarik (sesuai keinginan Qt) di kemudian hari. Seringkali kita buta dengan rentetan kejadian yang telah kita alami yang bila kita cermati lebih dalam akan membimbing kita kepada kisah-kisah yang menakjubkan. Hanya saja jarang diantara kita yang dapat melihat jauh ke depan, kita hanya melihat yang eksis, dan yang nyata adanya. Sementara adanya semua itu, jangankan kita pijakkan kaki, sekedar menyentuhnya pun kita tidak mampu.

Bulan lalu, datang seorang kawan lama tuk bercengkerama dengan ibu pertiwi. Setelah menempuh perjalanan panjang dalam masa liburannya yang telah habis, ia kurang begitu banyak komentar tentang perubahan yang telah terjadi selama ini di tanah tumpah darah para pejuang. Yah bukan apa-apa memang, yang jelas Jakarta dan terlebih Ciputat semakin penat, padatnya kemacetan dengan proyek fly-overnya, kepulan debu di udara yang telah kotor, hujan masih mengguyur di bulan kemarau.

Tiga setengah minggu kira-kira ia menghafalkan dan beradaptasi dengan tanah Ciputat serta Jakarta. Ia begitu banyak mendapatkan suatu fenomena yang nantinya bisa ia jadikan kisah hidup, bahkan untuk dijadikan sebuah novel pun pasti jadi. Sayang, waktu yang ada ia gunakan bersama orang yang kurang normal. Orang-orang dalam sepetak ruang dalam suatu tempat yang bernama PONDOK AL-BARKAH 1 kamar Dahlia 3. Hingga akhirnya, ia pun tak kuasa menolak dan mengikuti budaya yang serba terbalik. Bagaimana tidak, tanpa ada tujuan yang jelas ukuran waktu pun berubah, yang harusnya siang malah menjadi malam, dan begitupun sebaliknya.

Sekurangnya pada sepertiga April, ia akhirnya dengan kebimbangan [menurut saya] mencoba melangkahkan kaki menuju stasiun kereta api untuk melanjutkan perjalanan dan kisahnya sendiri. Sebelumnya, ada sedikit kisah yang ia ceritakan kepadaku tentang hubungan dirinya dengan seorang gadis yang ada di bilangan Jakarta Selatan, beserta kekhawatiran-kehawatiran yang ia rasakan. Diriku saat itu terhenyak, dan spontan kaget, namun aku tutupi dengan mimik muka yang dingin sehingga terkesan antusias dalam mendengarkan kisah. Dalam fikirku, seandainya benar terjadi pasti akan terasa menyakitkan. Bagaimana tidak, kisah yang ia ceritakan [historis, alur, peran-peran pendukung, dan karakteristik-karakteristik pelaku] sama persis dengan yang pernah aku alami beberapa tahun yang lalu. Lalu, aku hanya bisa menyarankan agar intensitas serta keterbukaan dapat semakin terjalin.

Tertanggal delapan, satu persatu teman-teman dekat mulai menyerah dengan penatnya dunia kampus. Gairah muda mendorong mereka untuk memacu langkah lebih maju, dari pada hanya duduk diam mendengar dan melihat kecongkakan para pendidik yang tak mau kalah saat beradu argumen dengan para mahasiswanya. Di akhir cerita, mereka pun tak mau pulang tanpa memberi sebuah kebanggaan kecil bagi kedua orang tua dan keluarganya. Dengan bersusah payah, selama satu jam lima menit dalam perkiraan, mereka dibantai para dosen. Seolah tak mau kehilangan pundi-pundi uangnya, beragam cara telah dilakukan oleh oknum-oknum di dunia kampus, termasuk dalam ujian akhir ini. Namun akhirnya, mereka [teman-temanQ] menaklukkan penjara suci diatas bangunan mewah bertingkat-tingkat.

Apa yang terjadi dengan diriku, sebegitu menyalahkan kampus, lembaga tinggi pendidikan yang di elu-elukan masyarakat menengah kebawah. Bisa jadi itulah kenyataannya, atau bahkan define mechanism [metode pertahanan diri] atas ketidak mampuan diri dalam meraih prestasi yang membanggakan. Jawabku bisa ya, bisa tidak.

Tatkala keluargaku mendorong untuk secara aktif menyelesaikan skripsi yang tertunda-tunda, secara tidak langsung diriku mendapat tamparan telak. Terngiang kembali di gendang telinga pertanyaan-pertanyaan "untuk apa aku disini? mengapa jauh-jauh sampai disini? apa yang telah ku kerjakan? seberapa besar hasilnya?". Busyettttt, lalu lintas Jakarta pun tak seramai pertanyaan ini, fikirku.

Hufh, sabar....semua ada jalan...dan kita tak pernah tahu maksud tuhan...manusia itu unik dan karenanya kita berbeda...hanya dengan semangat dan usaha keras kita pasti berhasil.

Minggu, 06 April 2008

Kerudung Gentayangan

Warna nan elok
ada putih, merah, kuning, hijau, hitam
bahkan segala warna bercampur jadi satu jua

tapi sayang....
mengapa nasibmu harus malang
pengabdianmu yang ta' terkira
ta' pernah para manusia itu perduli

seandainya saja enkau bisa
menjadi gentayangan
yang sering jadi hal mistis
mereka kan menghormati kewajibanmu

cobalah minta pada Tuhan sayang
agar para manusia
tidak terlampau jauh
berjalan di atas kesesatan

Nb : File lama waktu ujian statistik '04, pikiran mumet trus melihat temen2 wanita Q :d

Catatan Buat Sebuah Perjalanan

Aku adalah sebuah keakuan
Ta' kan ada tepi untuk perenungan
Gelap malam jadi teman
Saat mentari terang benderang jadi hamparan

Perjalanan masih panjang
Detik demi detik jadi poin penting
Yang kita butuh tetap fokus
Karna menit dan jam berputar deras

Kegoncangan berbuah terapi
Sama halnya rasa cemas dan ragu
Hanya ada satu tawaran mati
Jalani semua jalan yang terpatri

Ta' semuanya berakhir indah
ta' bisa berharap buruk jua
Semua sudah dipabrikkan
Untuk dicetak jadi buku Tuhan

Kemampuan dan kuasa menggeser nilai
Dari tinta yang keluar dari pena-Nya
Tapi tahukah kau
Itu hanya sedikit

Tapi ta' apalah walau sedikit
Kita bisa buat goresan sejarah
Don't be pessimist

- cuex tapi enak-