Selasa, 06 Mei 2008

Tawa dan lelaki

Di setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Di setiap awal pasti ada akhir. Di setiap gerak pasti ada bayang. Di setiap bayang pasti ada makna.

Telah lama kita meninggalkan teman-teman kecil, teman-teman yang dulu pernah mengisi hari-hari bersama dengan suasana keakraban, riang gembira, gundah gulana, berebut hal-hal yang sebenarnya gak penting, pun dengan kejengkelan-kejengkelan yang entah secara sadar atau tidak masih kita simpan hingga detik ini.

Ya...begitulah, di mana pun tempatnya kita selalu berjumpa dengan seseorang yang baru dan akhirnya seseorang yang lama akan sedikit terlupakan tentunya. Harus di fahami bahwa perjumpaan awal kita dengan teman-teman kecil itu, setelah melewati proses yang begitu panjang, akhirnya harus berakhir pula. Masalah kemudian muncul dengan membawa sebuah pertanyaan, apakah kita mengakhiri dengan indah perjumpaan itu?

Beruntunglah mereka-mereka yang punya hubungan khusus, meski telah dipisahkan oleh ruang dan waktu, mereka tetap akan selalu dikenang. Kemudian bagaimana dengan seseorang yang sedikit kurang beruntung? ada berbagai cara untuk memunculkan kembali bayang-bayang tentang teman-teman kecil kita. Secara jelas, untuk memunculkan bayangan itu kita bisa berdiam diri dan atau berceloteh.

Berbeda dengan para lelaki, wanita-wanita lebih sering menggunakan bahasa diam untuk menghadirkan bayangan masa lalunya. Bahkan, ketika mereka akhirnya berucap dengan bibir indahnya yang dikatakan sangatlah fenomenologis (dengan perenungan yang mendalam atas suatu kejadian). Sebaliknya, para lelaki dengan kemampuan otak yang dimilikinya lebih suka berceloteh. Meskipun ada juga beberapa orang yang memilih diam, mendengarkan, dan kadang hingga kegelian.

Begitu pandainya para lelaki memfungsikan otaknya, hingga bayangan yang seharusnya kurang menarik menjadi sangat menarik. Bagaimana caranya? hanya dengan sedikit humor berhitung pun, kita bisa terpingkal-pingkal sampai beberapa hari, bahkan berminggu-minggu. Walhasil, tak jarang para lelaki lupa apa tujuan awal menghadirkan bayangan-bayangan masa lalunya, yang di dapat justru suatu ketenangan karena canda tawa, meskipun pada kehidupan nyata, mereka sedang pusing bahkan stress menghadapi problem mereka masing-masing.

Semua itu akan berakhir dengan sendirinya, karena setiap kita memiliki kehidupan masing-masing yang tak dapat kita paksakan kehadirannya. Untuk menghadirkan bayang-bayang masa lalu dalam kehidupan nyata tidaklah cukup dengan canda tawaan, yang kita perlukan adalah dengan membangun perjumpaan-perjumpaan baru. Berdiam diri maupun berceloteh merupakan salah satu langkah awal yang belum selesai. Kemudian kita perlu membuat sebuah rancangan strategi dan teknis yang mengarah kepada perjumpaan baru.

Tanda yang tak dapat/ mampu kita tangkap maknanya merupakan sampah, karena ia tak bisa berkembang menuju kedewasaan. Maka, tak kan ada artinya bila kita hanya memuaskan diri sendiri, karena yang ada hanyalah keEGOISan yang berbuntut kepada psikopat. Ketika sang waktu tidak merantai kaki, tangan, hati dan otak kita, kenapa tidak kita coba???


dan buat saudara-saudaraku
selamat berjuang.....aku kan selalu percaya kepada kalian.

Tidak ada komentar: